header

EVALUASI KEBERHASILAN PENGOBATAN MASAL, LAKUKAN TRANSMISSION ASSESMENT SURVEY 1 (TAS 1) FILARIASIS DI KABUPATEN WONOSOBO

EVALUASI KEBERHASILAN PENGOBATAN MASAL, LAKUKAN TRANSMISSION ASSESMENT SURVEY 1 (TAS 1) FILARIASIS DI KABUPATEN WONOSOBO

EVALUASI KEBERHASILAN PENGOBATAN MASAL, LAKUKAN TRANSMISSION ASSESMENT SURVEY 1 (TAS 1) FILARIASIS DI KABUPATEN WONOSOBO

Wonosobo – BBTKLPP Surabaya bergabung bersama Tim Kerja Filariasis dan Kecacingan, Direktorat P2PM, Ditjen P2P dalam Transmission Assessment Survey 1 (TAS 1) di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kegiatan yang diselenggarakan pada 27 Februari – 09 Maret 2023 ini dilakukan untuk menilai prevalensi penularan penyakit Filariasis tidak terjadi meskipun pengobatan POPM dihentikan. Sebelum survei, diselenggarakan On the Job Training (OJT) bagi petugas penanggung jawab program Filariasis Dinas Kesehatan dan 23 petugas Puskesmas di wilayah Kabupaten Wonosobo.

Melengkapi tim survei pusat, bergabung pula petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta Kantor Kementerian Agama Wonosobo. Tim gabungan kemudian berbagi peran sebagai supervisor, pelaksana survei, dan kader/ guru pendamping kelas. Petugas BBTKLPP Surabaya berperan sebagai supervisor untuk memberikan bantuan teknis di lapangan, memvalidasi hasil test, kemudian mengambil keputusan perlu atau tidaknya tes diulang. Adapun sasaran Survei TAS 1 Wonosobo adalah anak kelas 1 dan 2 dari 39 SD/MI yang tersebar di wilayah Wonosobo. Pemilihan SD/MI sasaran menggunakan aplikasi Sample System Builder (SSB) pengembangan WHO.

TAS 1 diselenggarakan dengan pengambilan sampel darah untuk diperiksa menggunakan RDT FTS. Selama survei berhasil dikumpulkan 1.580 sampel darah dimana tidak ada RDT positif mikrofilaria. Kabupaten Wonosobo yang selama ini dikenal endemis mikrofilaria di Jawa Tengah dinyatakan LULUS TAS 1 dengan tidak ditemukannya positif mikrofilaria atau di bawah nilai ambang batas kritis. Selanjutnya program pemberian obat filariasis (POPM) dapat dihentikan dan setelah dua tahun dilakukan evaluasi melalui Survei TAS 2.

Filariasis limfatik (LF) merupakan penyakit parasit yang ditularkan oleh nyamuk Culex, Anopheles, Mansonia, dan Aedes. LF diklasifikasikan sebagai Penyakit Tropis Terabaikan / Neglected Tropical Disease (NTDs). Program Global Eliminasi LF (GPELF) merekomendasikan pemberian obat massal pencegahan (POPM) setahun sekali sampai minimal lima tahun berturut-turut kepada penduduk sasaran di daerah endemis Filariasis sampai penularan terhenti. Evaluasi untuk menilai berhentinya penularan LF dilakukan melalui Survei Penilaian Penularan / Transmission Assessment Survey (TAS).

Berita ini disiarkan oleh BBTKLPP Surabaya. BBTKLPP Surabaya menuju Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. BBTKLPP Surabaya tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun. Pakai masker Cuci tangan jaga jarak vaksin. Protokol kesehatan, 3T, dan vaksin jodoh sejati kala pandemi. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi telepon (031) 99847651 (pelayanan) dan 99847673 (kesekretariatan) atau email btklsbyhumas@gmail.com.

share

Lainnya

Statistik

  • IP Address : 3.236.241.39

  • Online : 750

  • Hari ini : 5902

  • Kemarin : 9045

  • Bulan ini : 14947

  • Tahun ini : 46192

  • Total : 80272

Unit Informasi Teknologi BBTKLPP Surabaya 2005 - 2023